time is gold

kamboja yang layu

Terbesit sudah ku tentangnya, kapan ini berakhir,??? Sendu ini kian menggerogoti sekujur tubuhku dan esok slalu menanti. Adai aku tau akan jadi seperti ini, lebih baik aku tak mengenalnya dan mataku mungkin akan baik baik saja tanpa ada benjolan disekitarnya. ku usap perlahan air mata yang keluar begitu saja tanpa seijinku. Oh Tuhan! jauhkanlah dia dariku, bila itu terbaik bagiku dan apabila itu sebaiknya maka dekatkanlah aku disading hatinya. “huuahh,,!!” kulirik dinding jam sambil menutup mulutku, ku tutup diaryku rasanya lelah sekali duduk dikursi berjam jam pantat ini pun memanas, ku beranjak ku ambil bantal lalu ku paparkan tubuhku ke rangjang, ku coba hitung domba sampai 100 dan menunjuk nunjuk ke atap, tapi belum sampai 100 ku sudah terlelap dalam dunia kapuk, moga hari esok menyenangkan tanpa mengingat dan melihatnya.

Berat rasanya menginjak tempat ini, dimana yang slalu mempertemukanku dengnya. Ku jalani terus lorong ini, tiba-tiba langkahku terhenti “oi Ri, tunggu!!” teriak moca sambil mengacungkan jari lalu berlari kearahku.
“ngopo??” jawabku ketus. “idihhh,, pagi-pagi uda ketus, entar cepet kriput lhoo,,” goda moca sedikit ngos-ngosan.